Tak ada yang lebih dari siapapun. Entah itu bahagia, senang, sedih, sakit, sulit, apapun. Karena setiap kita Allah sudah berikan porsi masing-masing. Setiap kita sedang berjuang di ranah masing-masing. Perlu diingat, segala sesuatu terjadi atas izin Allah. Jangan mempertanyakan mengapa orang lain harus begini dan begitu saat kita merasa mampu melewatinya. Atau merasa jauh lebih baik darinya. Ingat, Allah bahkan menakar kemampuan seseorang sesuai tingkat ujian yang diberi. Engkau, aku, tak ada yang melebihi sesiapa. Kita sama-sama kuat insyaa Allah. Kuat dan hebat di ranah masing-masing. #copas dari status Watshapp pribadi.

Sebuah renungan, pengingat, untuk diri sendiri.


Kadangkala kita akan duduk berdiskusi dengan seseorang yang ternyata mengalami kisah yang hampir serupa dengan apa yang sudah dialami. Sepanjang bercerita tak jarang ada yang merasa atau menganggap bahwa kisahnya jauh lebih pilu dari lawan bicaranya. Merasa bahwa mungkin dialah orang yang lebih kuat untuk mampu melewati ujian yang datang padanya, saat di sisi lain ada orang yang memilih jalan lain. Ketika beranjak menjadi pilihan selain bertahan.

Aku yakin, Allah tak pernah salah memilih siapa orang yang akan menjalani skenario tertentu yang sudah Ia tulis dalam kitab kehidupan setiap hamba. Di buku itu, masing-masing kita sudah diberikan garis hidup yang berisi takdir hidup maupun mati. Kita masing-masing beroleh peran tersendiri. Allah menempatkan kita di ranah masing-masing. Jika pun serupa kisahnya, tetapi nyaris tak ada yang menyerupai persis sama. Baik waktu, tempat, maupun cara kejadiannya. Terlebih pelakunya jelas berbeda.

Kita tak bisa merasa diri adalah orang-orang pilihan yang Allah khususkan untuk ujian tertentu hingga mampu melewatinya. Sebab, kekuatan itu pun datangnya dari Allah. Bukan kita yang hebat, tetapi Allah yang memampukan kita untuk melewati setiap inci demi inci ujian tersebut.

Kita juga tak bisa menganggap orang lain lebih lemah, tatkala ia melalui kisahnya tidaklah sebaik kita melalui kisah diri sendiri. Kita tak bisa menghakimi orang lain untuk keputusan-keputusan yang telah ia ambil, ketika kita sendiri tak pernah ada di saat ia benar-benar jatuh dan kesulitan. Di masa sewaktu ia benar-benar membutuhkan uluran tangan orang lain.

Tak ada yang melebihi sesiapa. Kau tak sedang melebihiku. Aku tak sedang melebihimu. Tak ada yang lebih melampaui batas apapun untuk hal-hal yang memang sudah Allah tetapkan. Kita sama-sama pelakon. Hanya tokoh yang berperan, sekali lagi, di ranah masing-masing. Kita sama-sama sedang berjuang. Berjuang dengan kehidupan diri sendiri. Berjuang dengan apapun kesulitan yang pasang surut hadir begitu saja. Berjuang untuk meraih keridhoan Allah untuk dapat mencicipi nikmat surga.

Bagaimana mungkin kenikmatan hakiki itu dapat teraih jika masih ada secuil kesombongan di dalam dada? Merasa diri sendirilah yang paling mampu. Paling bisa. Paling hebat.

Allah memberi kita permasalahan untuk dipecahkan. Ujian untuk naik ke tingkat selanjutnya. Masalah untuk menjadi dewasa. Dan yang tak kalah penting, hal-hal itu yang dapat menghapus kesalahan-kesalahan diri yang disengaja atau tidak. Hal-hal itu yang akan menambah derajat ketakwaan diri. Tanpa harus membumbui perasaan merasa 'lebih' dari sesiapa untuk soal apapun itu.

Self reminder. Di setiap apa yang kutulis ini tetap menjadi pengingat bagi diri sendiri. Termasuk kali ini. Jika barangkali, ada perasaan lemah. Terendahkan. Atau bahkan ingin mencoba untuk meninggi. Semoga Allah ampuni setiap apa yang terbersit di dalam hati maupun dari ucapan juga prilaku.

Kadang hal-hal sepele begitu mudah mengotori hati. Mudah sekali.

Jadi, mari tetap saling menghargai peran atau kisah juga pilihan masing-masing. Tanpa perlu merasa lebih dari yang lain. Allah beri kita porsi yang takkan mungkin dimiliki orang lain begitupun sebaliknya. Jika pun dalam kesulitan dan kesakitan, kita pada akhirnya mampu melewatinya, itu karena Allah yang memampukan. Bukan karena kita hebat. Ingat, Allah kuasa hamba tak kuasa. Segala sesuatu hanya jika Allah telah memberi ketetapan untuk itu.

Kita hebat. Kita kuat. Kita sama-sama luar biasa. Tetapi di ranah masing-masing. Dengannya Allah tinggikan derajat, namun bukan untuk merendahkan orang lain. Bukan untuk memandang orang lain tak lebih baik dari diri sendiri.

"Your wanting people to know your specialness is a proof for your lack of truthfulness in your slavehood." [Al-Hikam]

Semoga bermanfaat 🙏

© @bianglalahijrah_
Magelang, 17 Juli 2018.

0 Komentar