Kadang, mudah bagi orang lain untuk berkata ikhlas dan sabar. Kendati merekalah penyebab luka itu. Mereka sendirilah yang menjadi pemantik dari kekisruhan yang ada di dalam hati dan pikiranmu. Meski begitu, nggak enaknya jadi orang yang 'nggak enakan', kadang kamu lebih memilih seperti menerima saja dengan ringan hati walau setelahnya kau justru menikmati kekecewaanmu sendiri.

Betapa banyak orang baik yang muncul di depan mata tetapi berlalu sebagai musuh. Tak sedikit pula lawan yang berwajah teman, mengelilingimu untuk memastikan, suatu saat mereka bisa menancapkan belati tepat di dalam hatimu. Tetapi, apa kita punya banyak waktu untuk menerka mana yang sebenarnya kawan dan mana yang bukan? Jelas tidak!

Kadang, kita tetap menaruh prasangka baik kendati orang lain bertubi-tubi melemparkan duri. Konsekuensi tak mengenakkan ketika menjadi orang baik.

Baiklah, jika berbicara soal ikhlas dan sabar. Perbedaannya apa? Sabar bisa jadi mungkin, ketika kamu memilih untuk menahan diri dan tak membalas mereka dengan perlakuan yang sama. Sedang ikhlas? Ikhlas belum tentu dapat berjalan seiring dengan kesabaran itu sendiri jika di hatimu masih tersimpan kekecewaan sekaligus rasa marah. Ah, kurang lebih begitu. Ini menurutku saja.

Sedikit pembahasan berat di minggu kedua setelah kuliah masuk kembali. Untungnya tugas di penghujung pekan minggu ini tak begitu mendesak untuk segera diselesaikan. Jadi mungkin hanya perlu membuka beberapa buku. Membaca dengan isi pikiran yang terpecah belah. Semoga Allah mudahkan.

Rasanya itu, seperti kehilangan beberapa potongan penting di dalam pikiran sendiri. Seperti terjebak pada kemelut yang membingungkan. Antara dua dunia yang saling bertolak belakang.

Masih tak habis pikir, apa yang dirasakan oleh orang-orang dengan mulut berbisa, ketika berbicara perihal orang lain yang sebenarnya ia tak tahu menahu? Bangga kah, jika berdiri lebih tinggi dengan merendahkan orang lain? Bahagia kah? Jika melihat orang lain menjadi kerdil sedang ia bersikap pongah.

Lagi-lagi nggak enaknya jadi orang yang nggak enakan, kamu harus menahan keringat dingin di sekujur tubuh saat jantungmu memompa darah lebih kencang. Saat tiba-tiba tubuhmu terasa lemas. Hanya untuk memikirkan kata apa yang tepat untuk mematahkan kepongahan orang-orang seperti mereka saat kita sendiri takut akan menyakiti perasaan orang lain.

Nggak enaknya jadi orang yang nggak enakan, kau bahkan harus ringan meminta maaf untuk kesalahan yang bahkan bukan kamu muaranya. Kau harus selalu memaklumi banyak hal saat orang lain justru mencari cela kesalahanmu.

Jadi orang yang 'nggak enakan' itu apa enak? Enggak!

Sering-seringnya, aku menyesali kata-kata yang terlanjur keluar dari mulutku ketika pada akhirnya terpancing untuk membalas. Walau hanya sekedar kalimat bantahan yang bertujuan untuk meluruskan ucapan mereka yang begitu gemar membicarakan kekurangan orang lain.

Yang paling menyebalkan, saat kau bahkan kesulitan untuk mengatur detak jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

Saat kamu terlalu memikirkan kata-kata apa yang pas, orang lain bahkan sudah menyelamu dengan banyak kalimat. Membuat hatimu mengecil sedemikian mudah. Baiklah, sekali lagi ini menjadi konsekuensi untuk orang dengan karakter 'nggak enakan'.

Tapi jujur, meski begitu aku sendiri memilih untuk sesekali angkat bicara dan tegas dalam bersikap. Satu kali? Oke lupakan. Dua kali? Maafkan, mungkin dia lagi khilaf. Tiga kali? Jangan cuma diam, waktunya berbicara dan buat mereka mengerti.

Sampai di sini, aku juga belajar banyak hal tentang menyampaikan sesuatu secara diplomatis. Agar aku sendiri bisa meluruskan kesalahan yang ada. Di sisi lain aku bisa membersihkan kemungkinan penyakit hati akan bersarang di hatiku tersebab prasangka. Sebab orang yang menyimpan prasangka juga nggak bisa hidup tenang. Kenapa? Mereka jelas tersiksa dengan prasangka mereka sendiri.

Senin lalu begitu selesai mengikuti kajian, salah satu akhwat bercerita tentang konflik yang menimpanya di sekolah bersama pendidik lain di satu lembaga yang sama. Tiba-tiba seorang ummahat memandangku sambil berseloroh, "Untung mbak putri nggak jadi masuk ke sana, kalau nggak bisa ramai terus. Mbak putri kan orangnya berani."

Tadinya aku nggak mudeng konotasi berani di sini maksudnya apa? Begitu bertabayyun barulah aku paham bahwa mereka yang memang bisa dibilang konco kental ini ternyata memahami karakterku yang satu itu.

Yang dimaksud berani di sini, ketika orang lain memilih untuk nrimo tanpa banyak komplain tetapi di belakang malah ngegrundel. Berbeda denganku yang mungkin akan menyampaikan langsung apa yang mengganjal kepada yang bersangkutan. Ketimbang hanya menyimpannya di dalam hati dan berlarut-larut dalam prasangka. Sungguh, ini nggak nyaman banget. Apalagi harus pasang wajah ramah dengan senyum termanis padahal dalam hati lagi sebel tingkat dewa, mending sekalian saja didiemin.

Suamiku juga paham benar. Meski aku tipikal orang yang nggak enakan, di lain sisi aku juga nggak bisa terlalu lama nyimpan uneg-uneg ke orang lain dan bersikap biasa seolah tak terjadi apa-apa. Beberapa orang mungkin bisa kaget, tetapi  untuk mereka yang bisa mencerna baik-baik dan mau memahami maksudku yang sebenarnya, justru bisa awet berjalan bersamaku tanpa harus berpura-pura apalagi bemuka dua.

Kembali tentang ikhlas dan sabar, jadi ingat petikan lirik lagu dangdut yang sering diplesetkan dengan banyak ragam. Tetapi aku lebih suka yang ini, "kuat dilakoni, yen ra kuat ditinggal ngaji."

Iya, ngaji! Semoga cukup Allah saja tempat berlabuhnya segala derap harap dan pinta sekaligus berbagai macam persoalan hidup, sebab hanya Allah sebaik-baik pemberi solusi yang tak pernah mengecewakan. Keep husnudzhon.

Lagi-lagi, aku kebablasan untuk menulis sepanjang ini.. padahal tadinya bingung mau mulai dari mana.

Nb: aku bukan dangdut's lover tapi secara kebetulan punya tetangga yang tiap hari dengerin lagu-lagu beginian makanya heran juga kok ya nyantel di otakku? :D

Btw, aku baru saja memperbaharui tampilan blog bianglala hijrah. Coba dilihat deh, ada yang beda kah dari tampilan sebelumnya? :) Hadiahnya?!! Postingan selanjutnya. Hehee

Assalamu'alaikum.

Magelang, 11 Januari 2018
mood booster menuju akhir pekan :) bismillah ...

0 Komentar