Sebab takkan ada pertemanan baik yang akan bermula dan berlangsung awet tanpa prasangka baik di dalamnya.

Balasku pada salah satu pesan seorang akhwat via DM Instagram sehari yang lalu. Salah satu akhwat yang menemani perjalanan trip kami ke Dieng. Sebenarnya kami mengagendakan ke salah satu destinasi wisata alam yang ada di Temanggung, hanya saja realita yang dihadapi tak sesuai ekspektasi.

Jadilah kami memutar arah, nekat melanjutkan perjalanan ke Dieng. Tanpa persiapan matang. Tanpa peralatan memadai, jaket tebal misalnya. Tetapi alhamdulillah bisa tiba di sana walau hanya sempat mengabadikan gambar di sekitar komplek Candi Arjuna dan Telaga Warna Dieng. Masih ada beberapa spot wisata yang terlewatkan, barangkali suatu hari nanti bisa mengulang trip ini dengan persiapan yang lebih matang.

Perjalanan yang cukup melelahkan, menembus kabut yang disertai udara dingin menggigit, belum lagi jalanan licin. Sempat tersesat di kaki gunung, di tengah perkampungan warga, karena Google Maps yang keliru. Sempat kehujanan juga. Rombongan yang terdiri dari 7 orang dengan 3 kendaraan bermotor. Mengesankan!

Libur panjang di penghujung tahun ini alhamdulillah bisa memanfaatkan waktu yang ada dengan lebih baik. Siapa yang sangka rencana ke Temanggung malah mendarat ke Dieng. Sebuah destinasi yang berada tepat di perbatasan antara Wonosobo dan Banjarnegara.

Sebelumnya kami bertiga, sudah sampai di Yogyakarta, Klaten, dan Temanggung. Trip habis-habisan dan membawa pulang oleh-oleh kulit belang :'D

Tetapi apa bisa dibandingkan dengan cerita sekaligus pengalaman yang didapat selama ngetrip? Kulit belang sih bakal pulih lagi dengan sendirinya begitu rajin ngungkum di rumah. Tetapi selalu ada kisah perjalanan sendiri yang dibawa pulang usai dari mengunjungi berbagai destinasi yang kami datangi.

Salah satunya saat dolan ke situs candi Prambanan di Klaten, kami bertiga bertemu dengan seorang tourist India yang mengaku menetap di Amerika dan sedang mengajar English di Medan selama dua pekan. Ia tak hanya meminta kami untuk mengambil gambar untuknya tetapi juga menawarkan diri untuk memfoto kami bertiga dengan background Candi Prambanan. Hasil fotonya? Lumayan bagus lohh. Jarang-jarang kan ada yang mau fotoin kami bertiga ketika jalan-jalan, biar kelihatan keluarga pecinta travelling hahaha. Sekalinya ada yang menawarkan diri, malah tourist lagi. Aji mumpung nih!

Terus waktu main ke wisata alam Posong, Temanggung. Kami bertemu dengan teman-teman dari komunitas Laskar Sedekah Jakarta. Sempat mengabadikan foto bersama dengan atribut syal, bendera Palestina beserta bendera Indonesia.

Menyenangkan sekali karena di setiap perjalanan kami bertemu dengan banyak orang. Bertambah pengalaman, bertambah kenalan. Ada yang hanya sekedar bertemu di perjalanan kemudian berpisah tanpa kabar selanjutnya. Ada pula yang mengawetkan pertemuan kami dengan saling bertukar kontak pribadi dan akun sosmed yang dipunya. Tentunya, kami  tetap harus jeli terhadap orang-orang yang baru dikenal. Meski sejauh ini alhamdulillah Allah pertemukan dengan orang-orang baik tanpa modus apapun. Murni karena hobby yang sama-sama digeluti.

Pernah juga waktu ngetrip ke Kulon Progo, Yogyakarta. Ada Mas-Mas yang dengan senang hati memfoto moment trip kami dan hasil foto-fotonya juga berkelas. Bisa dibilang berdasarkan pengalaman trip kami, Yogyakarta memang dipenuhi orang-orang ramah yang tak sungkan menawarkan kebaikan.

Bagiku sendiri travelling bukan sekedar agenda jalan-jalan bersama keluarga, apalagi kalau dikata hanya membuang-buang uang dan waktu senggang. Ah yang berkomentar seperti itu mah paling karena dianya kurang pi-ke-nik. Jadi ya masih sesempit itu sudut pandangnya.

Padahal ada banyak kebaikan yang bisa didapat, tergantung dari kitanya sendiri. Dari sudut mana kita menilai sesuatu. Toh, baik atau buruk memang tergantung sudut pandang masing-masing. Yang jelas, ada hal yang menjadi kesenangan maupun kepuasan orang lain yang tak bisa kita hakimi dengan pendapat apalagi penilaian diri sendiri. Sebab, toh kita tak pernah tahu apa yang benar-benar orang itu alami dan rasakan.

Namanya juga hak asasi, soal ini lebih hak asasi dari pada eljibiti yang lagi santer itu. Orang mau bagaimanapun kita tak memberi kontribusi apa-apa kan? Terus kepentingan baik apa yang kita miliki untuk menilai kehidupan orang lain hanya dari sepintas yang terlihat? Ayoo, berpikir cerdas! Jangan rawat penyakit hati :)

Travelling itu bisa bermakna banyak kebaikan tergantung dari sudut mana kita menilainya. Untukku sendiri aku jadi beroleh banyak kesempatan untuk mendengar dan melihat lebih, apa-apa yang tadinya tak terpikirkan olehku. Yang tadinya belum pernah kutemui sama sekali. Bahkan, di sepanjang perjalanan aku selalu menemukan hasil perenungan baru untuk kemudian aku bagi dalam bentuk tulisan. Semata, semoga tak hanya bermanfaat untuk diri sendiri namun juga orang lain yang membaca.

Bertemu banyak orang dan menambah jumlah teman secara tak langsung juga adalah kesenangan tersendiri. Ada saat kita bisa belajar untuk menjadi pendengar yang baik. Ketika mereka dengan senang hati berbagi pengalamannya.

Ada rasa syukur yang bertambah. Ada rasa lapang yang sulit dijelaskan tetapi ia betul-betul bersemayam di dalam dada.

Kelak, suatu hari.. bersama mimpi-mimpi yang lain. Semoga Allah izinkan kaki ini untuk menginjak lebih banyak lagi tempat di belahan bumi-Nya yang lain. Semoga Allah ijabah setiap mimpi-mimpi yang terasa mustahil, namun tak ada yang mustahil bagi Allah, semua mungkin hanya dengan Kun Faya Kun-Nya.

Kelak, bersama mimpi-mimpi yang semakin pasti.. semoga tetap ada kebaikan dan kontribusi terbaik yang bisa diri ini bagi pada setiap orang di manapun kaki melangkah. Di manapun takdir tertuju pada akhirnya. Sungguh, Allah kuasa.

Terkhusus teman-teman yang telah menemani perjalanan yang belumlah seberapa ini. Teman-teman yang bertemu di perjalanan, kutahu tak ada yang tanpa sengaja di dunia ini melainkan Allah yang berkehendak, maka tentu ada kebaikan yang menyertai. Terima kasih untuk teman-teman yang sudah memberi banyak arti dan pelajaran berharga. Menambah ilmu, pengalaman, cerita, yang tak habis-habis. Tabarakallah. Alhamdulillah :) sampai berjumpa di trip selanjutnya..

Magelang, 29 Desember 2017
ditemani secangkir kopi Chocolatos, Matcha Latte
foto-foto hasil trip bisa leluasa kamu lihat di akun instagramku : @bianglalahijrah_
jangan lupa follow yaa hehehe :D 

0 Komentar