Mengapa aku menulis? Karena mungkin pengalaman hidup yang Allah beri untukku akan sangat berharga jika dapat dibagi pula ke orang lain. Sebab satu waktu di mana aku merasa lemah, berada di titik terendah dalam hidup, belajar dari kisah orang lain adalah motivasi terbaik yang hingga kini selalu bisa membuatku bangkit setiap kali jatuh.

Itu menandakan bahwa di luar sana, mungkin tak hanya aku, tetapi ada banyak orang yang memerlukan kisah heroik orang lain. Pengalaman hidup orang lain, kebaikan siapapun, untuk diambil sebagai inspirasi hidup yang memotivasi diri untuk melangkah lebih baik.

Maka semoga apapun yang aku tulis di sini, dapat menambah timbangan amal kebaikanku, kelak di yaumil hisab. Dan semoga setiap tulisan yang kutulis, jika mendatangkan satu kebaikan bagi orang yang membacanya, dapat mengalirkan pahala jariyah yang tak putus-putus hingga nanti penulisnya tiada.

Aku berharap setiap apa yang kutulis menjadi kebaikan, bukan hanya untukku melainkan juga untuk orang lain. Sebab sangat disayangkan jika hikmah terbaik yang Allah beri padaku hanya berhenti di diriku saja. Mungkin di luar sana, ada yang mengalami hal serupa dengan apa yang pernah kualami, hanya ia belum beroleh jalan keluar. Maka semoga sepotong hikmah dari beranda kisah ini dapat menjadi secercah cahaya bagi mereka yang masih berjuang dalam gelap.

Aamiin insyaa Allah.

Tahun ini, aku anggap sebagai awal yang baik untuk memulai segala sesuatu yang tertunda. Baik itu list-list kebaikan kecil yang dapat dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari. Menulis lebih banyak. Maupun langkah-langkah besar yang harus aku tempuh untuk masa depan yang lebih baik. Minimal untuk kebaikan hari esok.

23 tahun semoga tak pernah menjadi kata terlambat untuk memulai apa yang mungkin telah diraih oleh orang-orang di usia ini pada umumnya. Semoga aku tak pernah lagi melewatkan satu pun kesempatan baik untuk terus mengasah potensi dan kemampuan yang ada di dalam diri, sebanyak apapun kewajiban yang mengandrungi di dalam rumah.

____________________

Mulai rajin ke toko buku, merapikan buku-buku yang ada di perpustakaan rumah. Dengan sendirinya mulai menyibukkan diri untuk membaca sebisa mungkin di setiap kesempatan yang ada. Lebih tepatnya menjadikan kegiatan membaca bukan hanya di sela waktu luang. Beberapa judul kitab yang pernah kubeli dan kemudian menganggur tanpa tersentuh, akan masuk ke daftar buku-buku yang harus tamat dibaca dalam tahun ini.

Betapa kebaikan itu sungguh bermula dari diri sendiri. Maka aku mencoba membenahi beberapa hal yang salah. Belajar untuk mencatut beberapa target yang harus terpenuhi tanpa tapi. Karena sudah terlalu lama aku diam di tempat. Sudah terlalu lama dengan rutinitas monoton yang kadang dengan terpaksa aku lakukan atas nama kewajiban.

Lupa, bahwa untuk mencapai beberapa hal besar. Kau harus memulainya dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Dan membahagiakan diri sendiri adalah satu di antaranya. Jangan terlalu sibuk mengejar kesempurnaan, dalam hal apapun itu. Karena ternyata, semakin kita sibuk untuk menjadi sempurna.. kita tak sadar telah melewatkan beberapa hal berharga. Kita lupa bahwa tak pernah ada yang sempurna di dunia ini kecuali Allah.

Saat kita terlalu sibuk mengejar sesuatu yang kita anggap berharga, hal yang paling berharga ternyata justru lepas dari genggaman. Kita bahkan tidak menyadarinya. Maka semoga tak pernah ada kata menyesal untuk menyadari itu semua.

Dan kita tak akan pernah bisa membahagiakan orang lain jika diri kita sendiri tak bahagia. Kita takkan bisa membuat orang menjadi sangat berarti saat kita sendiri hilang kepercayaan diri. Pun kita takkan bisa menemukan ketenangan apapun, saat lupa memberi ruang bagi diri sendiri untuk menikmati segala sesuatu dengan baik, bukan karena keterpaksaan.

Jadi, mengapa aku menulis? Lagi, karena memang menulis adalah passion yang pas untukku. Sebuah wadah pemenuhan jiwa. Sebuah hal yang ternyata bisa memberi rasa bahagia yang lebih besar dari sekedar jalan-jalan kemudian pulang dengan rasa penat.

Menulis karena aku butuh berbagi. Menuang segala hal yang ada di dalam kepala sebelum meledak dengan cara yang salah.

Sungguh, aku merasa bahagia. Lapang. Lega. Setiap kali usai menulis.

Ke depannya semoga bisa lebih baik lagi dalam banyak hal. Bisa menulis lebih baik. Membaca buku sebanyak mungkin yang menambah ilmu pengetahuan. Menjadi berarti bagi diri sendiri baru kemudian untuk orang lain.

Dan yang terakhir, seperti apapun dan bagaimanapun.. belajar di bangku kuliah dan lulus dengan hasil terbaik, dapat mengaplikasikan ilmu yang berkah, menjadi pribadi yang kian shalehah, semoga Allah ijabahi semua. Allah mudahkan diri dalam berproses lebih baik dan semakin baik. Allah bantu setiap kesulitan yang terasa buntu untuk terpecahkan. Allah rangkul setiap kali diri merasa rapuh.

Allah kuatkan setiap kali semangat tersungkur dalam lelah.

Bukankah janji Allah tak pernah ingkar? Barang siapa yang berjalan menuju-Nya, bahkan Allah akan berlari menujumu. Semoga setiap niat dan langkah semata-mata karena Allah, agar tercapai kebaikan di dunia hingga di akhirat. Agar diri tak pernah kehabisan motivasi untuk terus menjemput kebaikan-kebaikan lain. Aamiin yaa mujiibu. Insyaa Allah.

“Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku tergantung persangkaan hamba kepada-Ku. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diri-Ku. Kalau dia mengingat-Ku di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (HR bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675)


Jangan lelah, jangan menyerah, terus menjadi baik dan raih setiap impian. aamiin
Magelang, 22 Agustus
Copyright : @bianglalahijrah_

0 Komentar